Extended Breastfeeding aka Menyusui Lebih Dari 2 Tahun. Yayy or Nayy?
![]() |
Sumber : Clipartmax.com |
Dalam Q.S Al-Baqarah ayat 233 disebutkan bahwa :”Para ibu
hendaklah menyusukan anak – anaknya selama 2 tahun penuh, yaitu bagi yang ingin
menyempurnakan penyusuan. Apabila keduanya ingin menyapih (sebelum 2 tahun)
dengan kerelaan keduanya dan permusyawaratan, maka tidak ada dosa atas keduanya.“
Sepemahaman mama, ayat ini menganjurkan para ibu untuk
menyusui anaknya hingga 2 tahun. Hal ini senada
dengan rekomendasi para ahli dan badan kesehatan seperti WHO dan UNICEF. Dimana
2 tahun ini masa yang maksimal dan sempurna dalam penyusuan. Intinya sih,
menyusui bayi dalam 2 tahun dapat memberikan gizi dan perlindungan yang
maksimal karena dalam ASI juga terkandung imun yang sangat baik untuk bayi.
Ayat diatas juga sifatnya tidak wajib. Yang artinya ketika
ibu ada halangan dalam memberikan ASI atau bayi tidak terpenuhi ASInya hingga 2
tahun, ya tidak apa – apa.
Pertanyaanya bagaimana jika anak masih ingin menyusu padahal
umurnya sudah lebih dari 2 tahun? Bolehkah? Amankah? Berbahayakah?
Drama menyapih yang berlanjut extended breastfeeding
Umumnya para ibu berusaha menghentikan proses menyusui
ketika anak menginjak usia 2 tahun. Dengan kata lain pada usia ini kita akan berusaha
untuk menyapih si kecil dengan berbagai macam cara. Mulai dari membalur payudaranya
dengan jeruk nipis, jahe, brotowali, bahkan ada juga yang membalur dengan obat
merah agar anak ketakutan.
Metode pengasuhan terkini tentu saja mengajak kita untuk
menyapih dengan cinta. Bagaimanapun caranya, kita usahakan agar anak menyapih
dirinya sendiri dengan penuh kesadaran dan kerelaan. Intinya sih, cara ini
menekankan komunikasi efektif ibu ke anak bahwa, “Kamu udah gede lho nduk/le,
udah nggak boleh nenen lagi.”.
Proses ini terbilang alot dan sulit bagi sebagian ibu,
termasuk mama saat menyapih Kirana dan Aruna. Percayalah, Kirana dan Aruna
pernah merasakan ASI rasa jahe, jeruk nipis, mereka juga pernah melihat nenen
mamanya ‘lebam – lebam’ karena dioles obat biru. Tapi semua itu tak membuat
mereka gentar. Dengan selembar tissue basah, mereka lap – lap nenen yang terasa
aneh itu hingga rasanya normal kembali. Bujuk rayu dan gombal maut juga tak ada
yang mempan, hingga membuat mama merasa pingin dilemparin duit sama bu Dendi (apa sih).
Padahal anak - anak juga sudah terbiasa minum susu UHT, tapi mereka masih saja belum rela melepas nenennya.
Padahal anak - anak juga sudah terbiasa minum susu UHT, tapi mereka masih saja belum rela melepas nenennya.
Karena mentok, akhirnya mama biarkan saja Kirana dan
Aruna menyusu sesuka hati mereka. Meskipun sedikit terasa weird karena anak –
anak rasanya sudah besar dan nggak pantas untuk disusui lagi. Tapi ya mama ridho, ikhlas - ikhlas saja.
Lagipula mama sering melihat pemandangan anak - anak usia 2 - 3 tahun yang masih mengedot lewat botol. Yang mengusik hati mama, jika anak - anak pada usia tersebut masih diperbolehkan mengedot, lantas kenapa nenen dipermasalahkan?
Solusi lucu justru datang dari seseorang. "Ndang disapih mbak anaknya, ganti pake dot aja minumnya.". Hmm, mama bingung. Bukannya ngedot dan nenen itu sama - sama minum susu? Hanya sarananya saja yang berbeda. Menurut mama lho ya.
Lagipula mama sering melihat pemandangan anak - anak usia 2 - 3 tahun yang masih mengedot lewat botol. Yang mengusik hati mama, jika anak - anak pada usia tersebut masih diperbolehkan mengedot, lantas kenapa nenen dipermasalahkan?
Solusi lucu justru datang dari seseorang. "Ndang disapih mbak anaknya, ganti pake dot aja minumnya.". Hmm, mama bingung. Bukannya ngedot dan nenen itu sama - sama minum susu? Hanya sarananya saja yang berbeda. Menurut mama lho ya.
|
Mama dan kakak Kirana |
Menyusui lebih dari 2 tahun ternyata ada istilah kerennya
lho, namanya extended breastfeeding.
Tentunya ada batasan - batasan yang mama berikan ketika extended breastfeeding. Yaitu, hanya boleh di rumah dan di dalam kamar saja. Pada saat jalan - jalan atau pergi ke rumah saudara ya tidak boleh menyusu.
Tentunya ada batasan - batasan yang mama berikan ketika extended breastfeeding. Yaitu, hanya boleh di rumah dan di dalam kamar saja. Pada saat jalan - jalan atau pergi ke rumah saudara ya tidak boleh menyusu.
Tetangga yang tahu kalau anak – anak mama masih menyusu
meski usianya sudah lewat 2 tahun sih hanya senyam – senyum saja. Protes justru
datang dari kalangan keluarga yang selalu tepok jidat ketika tahu Kirana dan Aruna
tak kunjung disapih juga.
Seorang bulek bahkan terlihat sangat prihatin dan mengajak
mama berbincang serius, “Mbak, bulek kasian sama Aruna/Kirana. Asi itu kalau
sudah 2 tahun basi mbak, rasanya nggak enak. Nanti kalau keracunan gimana?”.
Pada saat itu sebenarnya mama pingin ngakak kepingkel - pingkel. Namun berhubung mama
sedang dinasehati, jadi mama tetap mendengarkan dengan takzim sambil mencubit –
cubit paha supaya nggak bablas ketawa.
Padahal sepanjang pengetahuan mama, tidak ada ASI yang tidak
bergizi, apalagi sampai basi. Karena ASI itu fresh from the oven, dibuat
langsung dari pabrik tanpa micin dan pengawet. Logikanya, jika ASI terasa basi,
anak nggak akan doyan kan?
Yang ada, ASI akan berubah – ubah rasa tergantung makanan
yang dikonsumsi ibu.
Pada akhirnya Kirana berhenti menyusu pada usia 2 tahun 6
bulan, saat adiknya lahir dan mengambil alih pabrik susu. Katanya sih Kirana
malu sama adiknya. (Iyaa, mama masih menyusui Kirana saat lagi hamil Aruna).
Sedangkan Aruna lebih tanak lagi karena ia baru berhenti
menyusu saat usia 3 tahun 2 bulan. Katanya sih nenen mama sudah habis. Jadinya
Aruna sudah nggak mau lagi. Walaupan sebelumnya Aruna merasakan nenen rasa jeruk nipis sambil bilang "Cut.. kecut.", hahahah.
![]() |
Mama dan adek Aruna |
Manfaat extended breastfeeding
Mama sebenarnya nggak bangga dengan extended breastfeeding, selain
hanya sekedar mengungkapkan bahwa menyusui anak lebih dari 2 tahun bukanlah
aib. Toh di Alquran juga tidak dijelaskan bahwa para ibu wajib menyapih anaknya
di usia 2 tahun. Semua tergantung pada keridhoan orangtua.
Disadur dari aimi-aisi.org, extended
breastfeeding ini ternyata banyak keunggulannya. Antara lain
- Anak lebih dapat mandiri karena menyapih dirinya sendiri..
- Anak lebih jarang sakit karena masih mendapat gizi lebih dari ASI.
- Mengurangi resiko alergi.
- Anak menjadi lebih pintar (katanya lho ya).
- Anak lebih mudah bersosialisasi.
- Ibu terhindar dari berbagai macam resiko penyakit seperti kanker rahim, kanker payudara, dan lain – lain.
Kalau yang mama rasakan sih, so far selama extended breastfeeding itu mama nggak merasa rugi apa – apa. Justru kedekatan mama dan anak – anak lebih terjalin karena mereka jadi lebih mudah diajak ngobrol dan curhat (halah).
Just my two cents. Semoga artikel ini tidak menambah
kegalauan para ibu yang sedang berjuang menyapih si kecil ya. Menyusui lebih
dari 2 tahun? Kalo aku sih yayy.
Post a Comment for "Extended Breastfeeding aka Menyusui Lebih Dari 2 Tahun. Yayy or Nayy?"